Sinopsis Novel Kasih Antara Kita
Penulis: Aleya Aneesa
Penerbit: Alaf21
Tahun Pertama Terbit: 2006
Jumlah Halaman: 528
Novel yang satu ini termasuk karya fiksi yang populer di Malaysia. Novel ini berkisah seputar lika-liku kehidupan cinta seorang wanita bernama Emelda. Ia menikah dengan seorang pria bernama Aril Fatah. Pernikahan ini tidak didasarkan cinta melainkan sebuah keterpaksaan. Emelda terpaksa mengakui anak kembar kakaknya bernama Emira. Emira ini dihamili oleh Aril Fatah. Hanya saja ia kemudian meninggalkan Emira menanggung malu sendiri. Atas kejadian tersebut, Emira terguncang jiwanya, sakit dan sekarat. Atas paksaan beberapa orang, akhirnya Emelda memustuskan untuk mananggung malu Emira dengan mengakui anak kembar kakaknya sebagai anaknya. Kedua anak kembar tersebut bernama Atiea dan Dania. 8 Tahun sesudahnya, Aril Fatah kembali dan berpikir bahwa Emelda lah perempuan yang ia tiduri bertahun-tahun silam. Ia kemudian memaksa Emelda untuk menikah.
Emelda jelas menolak sebab selain tak cinta, ia juga bukan wanita yang melahirkan Atiea dan Dania, anak Aril Fatah. Namun Emelda juga tidak sanggup menyampaikan pada Aril Fatah, sebab ia telah berjanji pada mendiang Emira untuk menjaga rahasia tersebut. Kehabisan akal memaksa Emelda, akhirnya Aril Fatah mendekati orang tua Emelda. Merasa sepaham dengan Aril, orangtua Emelda pun menasehati agar ia menikah saja. Pada akhirnya, Emelda bersedia menikah dengan Aril Fatah. Namun, apa yang ia jaga akhirnya harus terkuak juga. Aril Fatah akhirnya mengetahu kebenaran bahwa Emelda bukanlah wanita yang ia tiduri dahulu. Aril murka dan menuduh EMelda memiliki tujuan memperdayanya.
Setelah mengetahui rahasia tersebut, perlakuan Aril Fahmi pada Emelda pun berubah menjadi kasar. Bukan lagi perangai dua orang suami dan isteri yang saling mencintai. Karena tertekan dengan sikap Aril Fatah, Emelda pun memutuskan untuk kembali ke keluarganya. Setibanya di rumah, ia mendapati teman lamanya bernama Nazri. Nazri mengira Emelda adalah Emira, sebab wajah mereka memang sama. Namun akhirnya Nazri mengerti bahwa Emira, perempuan yang ia cintai telah lama meninggal. Selama berada di rumah orangtuanya, Emelda kembali akrab dengan pria bernama Maliki. Hal ini membuat Aril Fatah kesal, sepertinya ia cemburu. Tetapi rasa marahnya menghalangi ia untuk menjemput Emelda.
Waktu berlalu dan muncullah Zalida, kekasih lama Aril Fatah. Ia mendekati Aril, hal tersebut membuat Emelda diam-diam meradang. Konflik cinta berliku-liku ini benar-benar menguras emosi pembaca. Meski dua orang ini saling mencintai, tapi lipatan takdir tidak mempertemukan mereka berdua di garis yang sama. Pada akhirnya Aril Fatah meminta Emelda kembali, namun wanita itu menolak. Ia tak lagi sanggup. Ia beranggapan apa yang selama ini Aril Fatah lakukan padanya sangat menyakitkan. Ia memilih untuk hidup masing-masing.
Novel ini cukup mendapatkan tempat di Malaysia. Meski di Indonesia ia kurang dikenal. Semoga sinopsis novel Kasih Antara Kita ini mampu memperkaya pengetahua Anda mengenai kisah-kisah populer di Negeri Jiran, Malaysia.
Sinopsis Buku Habibie & Ainun
Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie
Penerbit: PT THC Mandiri
Tahun Pertama Terbit: November 2010
Jumlah Halaman: xxi + 323 halaman
Sebenarnya buku ini bukanlah novel.
Kisah yang diangkat di dalamnya pun bukan fiksi. Buku ini ditulis
langsung oleh Bapak Habibie yang ia tujukan untuk mengenang mendiang ibu
Ainun, sang isteri. Jadi, buku ini serupa Otobiografi. Penggalan kisah
cinta dalam dunia nyata mantan Presiden Indonesia, Bacharuddin Jusuf
Habibie. Meski pada akhirnya, harus juga diakui bahawa gaya menulis
bapak Habibie dalam buku ini sama dengan cara novelis bercerita. Sudah
pernah membaca buku ini? Atau, sudah pernah menonton filmnya? Kesuksesan
buku berjudul Habibie & Ainun ini juga berimbas pada suksesnya film
dengan judul yang sama. Hampir semua rakyat Indonesia menontonnya. Jika
Anda belum, silahkan simak sinopsis buku Habibie & Ainun yang kami rangkum untuk Anda.
Secara umum, kisah yang ditulis Pak Habibie ini bercerita semua hal tentang Ibu Ainun, mulai dari pertemuan pertama mereka hingga detik-detik maut memisahkan cinta keduanya. Kisah ini sangat inspiratif. Tentang cinta yang tulus dan sederhana. Sebenarnya, Ibu Ainun dan Bapak Habibie saat SD, bersekolah di tempat yang sama. Hanya saja pada waktu itu, ia belum merasakan getar cinta. Alih-alih suka, ia malah terkesan suka mengejek Ibu Ainun yang dianggapnya berkulit gelap. Pak Habibie bahkan menjuluki ibu Ainun dengan sebutan Gula Jawa. Meski suka menjahili Ibu Ainun muda, namun semua guru selalu menjodohkan mereka meski hanya terkesan sebagai ejekan.
Rasa cinta bapak Habibie pada ibu Ainun justru baru lahir pada saat mereka dipertemukan di waktu lain, dimana mereka berdua telah dewasa. Saat ini, Fanny, adik bapak Habibie mengajaknya berkunjung saat hari raya ke kediaman keluarga Ibu Ainun. Saat pertama kali melihat Ainun, bapak Habibie langsung bergetar hatinya. Cinta bapak Habibie tersebut disambut oleh ibu Ainun. Dalam waktu yang singkat keduanya sepakat untuk menikah.
Perjalan selanjutnya, bapak Habibie dikisahkan memboyong Ibu Ainun kembali ke Jerman. Di sinilah perjuangan mereka dimulai. Bapak Habibie merintis karirnya dari nol. Namun berkat kegigihan dan sokongan cinta dari Ibu Ainun, mereka berhasil melalui masa-masa sulit yang menguras tenaga juga emosi. Pada akhirnya bapak Habibie terus memperlihatkan prestasi yang membuat ia dikagumi banyak orang di Jerman.
Kisah di dalam buku ini juga menyisipkan nilai nasionalisme. Bapak Habibie bercerita mengenai kepeduliannya pada bangsa, hanya saja beberapa kendala politik dan intriknya membuat bapak Habibie kapayahan. Namun, berkat niatnya yang tulus, ia kemudian berhasil menjadi orang Nomor 1 di Indonesia. Kisah ini sebenarnya tidak fokus pada bagaimana Pak Habibie memimpin Indonesia, tetapi seberapa kuatnya ibu Ainun mendampingi beliau yang sangat sibuk. Perannya sebagai Istri dan juga Ibu Negara dijalankan dengan baik. Meski beliau susah menemukan waktu untuk bercengkrama dengan Bapak Habibie.
Kisah manis ini kemudian ditutup dengan kematian ibu Ainun akibat kanker yang dideritanya selama bertahun-tahun. Salah satu kisah paling mengharu biru dalam buku ini adalah pada saat ibu Ainun hendak dioperasi. Biasanya pak Habibie selalu datang menjenguknya di waktu yang sama. Hanya saja karena hari itu Ibu Ainun menjalani Operasi, Bapak Habibie tidak diperkenankan masuk ruangan tempat ibu Ainun dirawat. Hal ini kemudian mengguncang jiwa bu Ainun. Ia menangis sedih, karena ia berpikir ada hal buruk yang membuat suaminya belum datang. Ibu Ainun, wanita penyabar tersebut, masih mengkhawatirkan suaminya meski faktanya ia tengah sekarat. Begitulah cinta yang selalu belajar untuk tulus.
Secara umum, kisah yang ditulis Pak Habibie ini bercerita semua hal tentang Ibu Ainun, mulai dari pertemuan pertama mereka hingga detik-detik maut memisahkan cinta keduanya. Kisah ini sangat inspiratif. Tentang cinta yang tulus dan sederhana. Sebenarnya, Ibu Ainun dan Bapak Habibie saat SD, bersekolah di tempat yang sama. Hanya saja pada waktu itu, ia belum merasakan getar cinta. Alih-alih suka, ia malah terkesan suka mengejek Ibu Ainun yang dianggapnya berkulit gelap. Pak Habibie bahkan menjuluki ibu Ainun dengan sebutan Gula Jawa. Meski suka menjahili Ibu Ainun muda, namun semua guru selalu menjodohkan mereka meski hanya terkesan sebagai ejekan.
Rasa cinta bapak Habibie pada ibu Ainun justru baru lahir pada saat mereka dipertemukan di waktu lain, dimana mereka berdua telah dewasa. Saat ini, Fanny, adik bapak Habibie mengajaknya berkunjung saat hari raya ke kediaman keluarga Ibu Ainun. Saat pertama kali melihat Ainun, bapak Habibie langsung bergetar hatinya. Cinta bapak Habibie tersebut disambut oleh ibu Ainun. Dalam waktu yang singkat keduanya sepakat untuk menikah.
Perjalan selanjutnya, bapak Habibie dikisahkan memboyong Ibu Ainun kembali ke Jerman. Di sinilah perjuangan mereka dimulai. Bapak Habibie merintis karirnya dari nol. Namun berkat kegigihan dan sokongan cinta dari Ibu Ainun, mereka berhasil melalui masa-masa sulit yang menguras tenaga juga emosi. Pada akhirnya bapak Habibie terus memperlihatkan prestasi yang membuat ia dikagumi banyak orang di Jerman.
Kisah di dalam buku ini juga menyisipkan nilai nasionalisme. Bapak Habibie bercerita mengenai kepeduliannya pada bangsa, hanya saja beberapa kendala politik dan intriknya membuat bapak Habibie kapayahan. Namun, berkat niatnya yang tulus, ia kemudian berhasil menjadi orang Nomor 1 di Indonesia. Kisah ini sebenarnya tidak fokus pada bagaimana Pak Habibie memimpin Indonesia, tetapi seberapa kuatnya ibu Ainun mendampingi beliau yang sangat sibuk. Perannya sebagai Istri dan juga Ibu Negara dijalankan dengan baik. Meski beliau susah menemukan waktu untuk bercengkrama dengan Bapak Habibie.
Kisah manis ini kemudian ditutup dengan kematian ibu Ainun akibat kanker yang dideritanya selama bertahun-tahun. Salah satu kisah paling mengharu biru dalam buku ini adalah pada saat ibu Ainun hendak dioperasi. Biasanya pak Habibie selalu datang menjenguknya di waktu yang sama. Hanya saja karena hari itu Ibu Ainun menjalani Operasi, Bapak Habibie tidak diperkenankan masuk ruangan tempat ibu Ainun dirawat. Hal ini kemudian mengguncang jiwa bu Ainun. Ia menangis sedih, karena ia berpikir ada hal buruk yang membuat suaminya belum datang. Ibu Ainun, wanita penyabar tersebut, masih mengkhawatirkan suaminya meski faktanya ia tengah sekarat. Begitulah cinta yang selalu belajar untuk tulus.
Buku ini sangat layak untuk Anda baca.
Sinopsis Novel Papa (Akhirnya Kau Tewas Jua!)
Penulis: Deana Yusuf
Penerbit: Pekan Ilmu Publication
Tahun Pertama Terbit: -
Jumlah Halaman : 224
Menyimak judul novel yang satu ini sungguh menarik. Betapa tidak, judul “
Papa : Akhirnya Kau Tewas Juga!” (dalam pengertian Bahasa Indonesia)
seolah-olah sebuah umpatan atau kelegaan karena sang papa akhirnya
meninggal. Sepintas, novel ini seolah bercerita kebencian pada sosok
papa. Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru menghakimi. Sebab novel ini
bukan berasal dari Indonesia melainkan negeri seberang, Malaysia. Dalam
bahasa Malaysia, judul tersebut di atas menyiratkan kesedihan atau
mungkin juga sebuah duka. Apapun itu, yang pasti novel ini merupakan
salah satu karya sastra terbaik di Negeri Jiran. Bahkan ia dimasukkan ke
dalam kurikulum pendidikan bahasa anak-anak Malaysia. Ia menjadi bacaan
wajib. Bagaimana keseluruhan cerita novel ini?
Sera umum, novel ini berkisah mengenai kehidupan keluarga Intan Julia atau yang biasa dipanggil Ju. Ia memiliki papa dan mama yang begitu mesra dan saling menyayangi. Papa Julia sangat mencintai mamanya, sebab ia seolah penyelamat dirinya setelah berkali-kali mengalami kegagalan dengan beberapa wanita di masa lalunya. Kebahagiaan keluarga ini kemudian diuji saat sang mama mengandung anak kembar. Saat hendak melahirkan, ia mengalami komplikasi hebat yang kemudian menjadikan ia koma. Papa dan Injan Julia berusaha bersabar dan ikhlas menjaga dan menunggui mama. Mereka berharap suatu saat mama kembali sadar.
Dalam masa menunggu tersebut, papa Julia merasakan kesepian yang luar biasa. Hidupnya seperti hampa. Namun, sejak ia dekat dengan Aisyah yang juga muridnya, ia kembali merasakan apa itu bahagia. Ia tahu istrinya masih hidup tetapi ia tak mampu merasakannya lagi sebab ia koma berkepanjangan. Akhirnya, meski ditentang oleh Julia, papa kemudian memutuskan untuk menikahi Aisyah. Julia tidak setuju namun ia akhirnya tak bisa berkata apa-apa sebab Mak Cik Noraini mendesaknya agar kasihan pada kondisi papanya.
Celakanya, setelah beberapa waktu papa menikah dengan Aisyah, secara ajaib mama sadar dari komanya yang panjang. Hal ini sangat memukul jiwa papa. Ia melihat dengan jelas kemarahan di mata mama, istrinya. Ia murka atas keberadaan Aisyah. Ia marah karena papa, suaminya, menikah dengan Aisyah sementara ia masih hidup. Namun, selang beberapa waktu, kondisi mama kembali memburuk. Pada akhirnya ia meninggal di pangkuan papa masih dalam amarahnya. Sang papa sangat sedih hingga ia diceritakan mengucurkan air mata tak berkepalang.
Secara umum cerita ini bisa dikategorikan cerita keluarga. Meski ada intrik kisah cinta Intan Julia dengan Rasylan yang tak disetujui, namun konflik utama kisah ini adalah persoalan keluarga yang dialami semua tokohnya. Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama dimana pencerita terlibat sangat aktif di dalam keseluruhan cerita yang dibangun. Ia juga terkesan mengutamakan monolog ketimbang dialog, hal yang lazim dijumpai pada novel dengan sudut pandang orang pertama.
Novel ini menarik untuk dibaca, meski mungkin sangat sulit mendapatkannya di Indonesia
Sera umum, novel ini berkisah mengenai kehidupan keluarga Intan Julia atau yang biasa dipanggil Ju. Ia memiliki papa dan mama yang begitu mesra dan saling menyayangi. Papa Julia sangat mencintai mamanya, sebab ia seolah penyelamat dirinya setelah berkali-kali mengalami kegagalan dengan beberapa wanita di masa lalunya. Kebahagiaan keluarga ini kemudian diuji saat sang mama mengandung anak kembar. Saat hendak melahirkan, ia mengalami komplikasi hebat yang kemudian menjadikan ia koma. Papa dan Injan Julia berusaha bersabar dan ikhlas menjaga dan menunggui mama. Mereka berharap suatu saat mama kembali sadar.
Dalam masa menunggu tersebut, papa Julia merasakan kesepian yang luar biasa. Hidupnya seperti hampa. Namun, sejak ia dekat dengan Aisyah yang juga muridnya, ia kembali merasakan apa itu bahagia. Ia tahu istrinya masih hidup tetapi ia tak mampu merasakannya lagi sebab ia koma berkepanjangan. Akhirnya, meski ditentang oleh Julia, papa kemudian memutuskan untuk menikahi Aisyah. Julia tidak setuju namun ia akhirnya tak bisa berkata apa-apa sebab Mak Cik Noraini mendesaknya agar kasihan pada kondisi papanya.
Celakanya, setelah beberapa waktu papa menikah dengan Aisyah, secara ajaib mama sadar dari komanya yang panjang. Hal ini sangat memukul jiwa papa. Ia melihat dengan jelas kemarahan di mata mama, istrinya. Ia murka atas keberadaan Aisyah. Ia marah karena papa, suaminya, menikah dengan Aisyah sementara ia masih hidup. Namun, selang beberapa waktu, kondisi mama kembali memburuk. Pada akhirnya ia meninggal di pangkuan papa masih dalam amarahnya. Sang papa sangat sedih hingga ia diceritakan mengucurkan air mata tak berkepalang.
Secara umum cerita ini bisa dikategorikan cerita keluarga. Meski ada intrik kisah cinta Intan Julia dengan Rasylan yang tak disetujui, namun konflik utama kisah ini adalah persoalan keluarga yang dialami semua tokohnya. Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama dimana pencerita terlibat sangat aktif di dalam keseluruhan cerita yang dibangun. Ia juga terkesan mengutamakan monolog ketimbang dialog, hal yang lazim dijumpai pada novel dengan sudut pandang orang pertama.
Novel ini menarik untuk dibaca, meski mungkin sangat sulit mendapatkannya di Indonesia